Bergema

aku tahu kudrat ini tak mampu melawan arus gelodak remaja,

pantas ketika itu aku hampir tewas dalam gengaman si dia pendusta dunia,

aku alpa dengan ceritera mestika,

aku alpa dengan cinta monyet buatan manusia,

aku lupa pada Pencipta,

aku lupa pada siapa aku harus bahagia,

aku lupa pada Dia yang Maha Esa,

aku kaku melihat wajah ibu terbujur kaku,

aku berdosa, 

malah lebih darinya aku merasa,

wahai sang iblis dunia,

aku tewas dengan ajakan duniawi kau,

aku terdampar kecewa mengikuti helahmu,

aku berdoa tanpa henti,

agar muncul kembali sinar,

sinar yang pasti akan berakhir dengan satu harapan,

harapan Allah memberi,

harapan Allah menyintai,

harapan Allah menyayangi kembali.